dc.contributor.author | ShintaRosiana | |
dc.contributor.author | Welly Nores, Kartadireja | |
dc.date.accessioned | 2020-12-22T06:31:43Z | |
dc.date.available | 2020-12-22T06:31:43Z | |
dc.date.issued | 2019 | |
dc.identifier.citation | Seminar Antarabangsa Susastera, Bahasa dan Budaya Nusantara, 2019, ms 407-418 | en_US |
dc.identifier.uri | http://dspace.unimap.edu.my:80/xmlui/handle/123456789/69080 | |
dc.description | Link to publisher's homepage at https://penerbit.unimap.edu.my/ | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini mengkaji konteks kultural dalam tradisi nyawer panganten di Wilayah Priangan Timur, budaya nyawer atau saweran dalam rangkaian adat pernikahan sunda menjadi suatu kemeriahan prosesi pernikahan. Selain itu, nyawer juga mampu menciptakan suasana hangat dan akrab di antara keluarga kedua mempelai. Oleh karena itu, adapun tujuan penelitian ini adalah menganalisis praktik wacana dan praktik sosial terkait konteks kultural dalam tradisi nyawer panganten di wilayah Priangan Timur. Jenis penelitian ini adalah kualitatif desriptif. Data penelitian ini bersumber dari kawih yang dibawakan oleh juru kawih dalam prosesi nyawer panganten. Sedangkan datanya adalah penggalan-penggalan kata, frasa, kalimat, dan makna wacana. Data penelitian ini dikumpulkan dengan metode simak dan teknik catat data. Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan teori analisis wacana kritis Fairclough meliputi deskripsi teks, interpretasi praktik wacana, dan eksplanasi praktik sosial. Pada teori dan kerangka analisis Fairclough, dimensi tekstual akan mengkaji tata bahasa, dan diksi pada data kawih nyawer. Dimensi tekstual dapat disimpulkan bahwa bahasa yang digunakan cenderung bersifat simbolik yang menggambarkan pandangan hidup masyarakat priangan timur. Dimensi kewacanaan berkaitan dengan proses produksi, penyebaran, dan penggunaan teks. Penggunaan tradisi nyawer panganten dipercaya masyarakat priangan timur sebagai pandangan hidup tentang Tuhan, manusia, dan alam yang saling melengkapi. Selain itu, tradisi nyawer dijadikan ajang untuk memberikan nasihat, doa, dan harapan yang dipanjatkan kepada Tuhan untuk kedua mempelai. Dimensi praktik sosial meliputi tiga tingkatan yaitu situasional berdasar konteks dan situasi tradisi nyawer panganten, institusional dan sosial berdasarkan sistem budaya yang masih digunakan dalam prosesi pernikahan di wilayah priangan timur. | en_US |
dc.language.iso | ms | en_US |
dc.publisher | Penerbit UniMAP (UniMAP Press) | en_US |
dc.relation.ispartofseries | Seminar Antarabangsa Susastera, Bahasa dan Budaya Nusantara (SUTERA'19); | |
dc.subject | Kultural | en_US |
dc.subject | Tradisi Nyawer | en_US |
dc.subject | Wacana kritis | en_US |
dc.title | Konteks Kultural dalam Tradisi Nyawer Panganten di Wilayah Priangan Timur (Kajian Wacana Kritis Fairclough) | en_US |
dc.type | Article | en_US |
dc.contributor.url | shintarosiana91@gmail.com | en_US |